PENUTUPAN PESONA XXI, WADEK III: ANAK TEKNIK DILARANG MANJA


WARTA SAINT – Pengenalan Studi dan Organisasi XXI (PESONA XXI) Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo Madura (FT UTM), telah memasuki hari terakhir (20/9).

Acara PESONA XII ditutup dengan Closing Ceremony, dengan memanfaatkan platform zoom dan streaming youtube.  Di pandu oleh Enggar Nur Wicaksana dan Safaatul Fitriyah, Closing ceremony PESONA XXI tersebut dimulai sekitar pukul 16.00 WIB. Acara diawali dengan pembukaan, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Teknik, sambutan ketua panitia, Gubernur Teknik, dan sambutan dari Dekan. Kemudian, dilanjut dengan penyerahan mahasiswa baru (maba) dari fakultas ke masing-masing jurusan, pembacaan do’a, dan penutupan.

Ketua panitia, Deden Nur Eka Abdi dalam sambutannya mengungkapkan harapan untuk maba setelah melaksanakan kegiatan PESONA XXI 2020.

“Acara ini diikuti oleh lebih dari 700 mahasiswa, yang tergabung dalam 6 prodi dan 3 jurusan. Harapannya kalian dapat mengimplementasikan seluruh pelajaran yang telah kalian dapat dalam ospek panitia,” ungkapnya.

Gubernur Teknik, Muhamad Alfian Reza Hidayat dalam sambutannya mengibaratkan proses maba nanti akan seperti clurit.  

“Pesona diselenggarakan untuk mendidik calon maba FT, agar siap berkuliah dan hidup dilingkup FT-UTM. Ibarat kata clurit, clurit tajam bukan karena dari bahannya. Tapi bagaimana dia ditempa oleh proses. Saya berharap sebagaimana itu kawan-kawan calon maba FT bisa berproses dan ditempa sebaik mungkin, agar dapat menjadi clurit yang tajam,” paparnya.

Mahasiswa Teknik Elektro ini, juga menambahkan jargon FT yang terkenal di akhir sambutannya.

“Hanya ada dua fakultas di UTM, Fakultas Teknik dan fakultas lainnya. Siapa kalian, ya Teknik. Dimana rumah kalian, ya Teknik. Bagaimana kampus kalian, UTM gak ada tanpa Teknik,“ tutupnya.

Disisi lain, sambutan dari Dekan FT diwakili oleh Wakil Dekan III Achmad Jauhari. Ia berharap maba FT jangan sampai lulus lebih dari 4 tahun dan dilarang manja.

“Saya harap anda-anda (red: maba) tidak terlau betah disini, jangan lebih dari 4 tahun. Kalau lebih kasian dengan orang tua kalian. Di FT akan ada seleksi alam, siapa yang kuat dia akan bertahan. Jadi, kuatkan fisik dan mental untuk bersaing di FT. Kalau ada slogan dari alumni dan senior, slogan itu Anak teknik dilarang manja. Karena kalau manja akan tertinggal, ” jelasnya.(CAN)

Romeltea Media
LPM - SAINT Updated at:

PESONA XXI 2020 MULAI BERJALAN, SERTIFIKAT PESONA XX 2019 TAK KUNJUNG DIBERIKAN

WARTA SAINT – Sampai berita ini ditulis, sertifikat yang dijanjikan akan diberikan kepada peserta yang lulus pada kegiatan Pengenalan Studi dan Organisasi XX (PESONA XX) masih belum terealisasikan. PESONA XX telah dilaksanakan setahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 5-9 Agusustus 2019 (19/20).

Mahasiswa Teknik Informatika 19, Muhammad Miftahul Huda, menyayangkan akan keterlambatan pemberian sertifikat ini.

“Seharusnya sertifikat pesona tahun kemarin bisa dibagikan kepada yang telah dinyatakan lulus. Sebab, misalkan dalam jangka waktu yang lama belum dibagi, ditakutkan akan timbul banyak masalah baru,” ungkapnya. 

Mahasiswa Teknik Industri 19, Faiqotul Masruroh mempertanyakan tanggungjawab dari panitia.

“Sebenarnya tidak masalah, karena kita juga belum membutuhkan sertifikat dari pesona dalam waktu dekat. Tapi kembali lagi tanggungjawab dari panitia pesona yang perlu dipertanyakan. Seharusnya, setelah semua rangkaian acara pesona berakhir sertifikat juga harus ada,” jelasnya. 

Sementara itu, Mahasiswa Sistem Informasi, Ferdiansyah yang belum dinyatakan lulus PESONA XX menyayangkan kurangnya koordinasi antara mahasiwa angkatan 2019 yang tidak lulus pesona dengan panitia. 

“Seharusnya kelanjutannya itu, teman-teman angkatan 19 menyelesaikannya ke pak gub (tahun 2019). Jika, memang tidak lulus ospek bisa ngulang tahun ini dan jika memang bisa di selesaikan dengan baik maka di luluskan bersyarat,” tuturnya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Panitia PESONA XX Tiwik Wicaksono memberi keterangan bahwa keterlambatan pemberian sertifikat ini karena terkendala masalah dana.

“Terkait sertifikat biasanya dapatnya itu 2-3 bulan pesona. Untuk PESONA XX kami beserta dekanat terkendala masalah dana, karena kemarin itu adalah ospek fakultas paling lama yaitu 5 hari. Kemarin, kayaknya anggaran dari sertifikat itu masuk ke konsumsi. Jadi sampai sekarang pun dana untuk sertifikat tersebut masih ngambang, belum tahu cairnnya kapan.” 

Lebih lanjut, Tiwik menjelaskan mengenai mahasiswa yang tidak lulus seharusnya mengikuti ospek lagi tahun ini.

“Untuk yang tidak lulus sekitar 81 anak kayaknya. Ketika mereka tidak lulus harusnya ikut tahun sekarang. Dikarenakan sertifikat belum keluar, kalau mau ikut tahun ini kayaknya kasihan panitia yang sekarang,” tutupnya.

Disisi lain, Wakil Dekan III bidang kemahasiswaan Achmad Jauhari, mengungkapkan adanya kesalahpahaman antara panitia dan dirinya.

“Teman-teman panitia kemarin (red: Pesona XX) miss komunikasi dengan saya. Saya pikir sudah di cetak, ternyata belum. Makanya saya perintahkan untuk gubernur yang sekarang untuk mencetak sekalian 2 periode,” ungkapnya. 

Mengenai mahasiswa yang tidak lulus, ia menjelaskan bahwa dapat mengulang di tahun berikutnya sebagai syarat mengikuti yudisium.

“Kalau tidak lulus otomatis harus ikut ospek ulang, tergantung orangnya mau ikut kapan. Kita fasilitasi mau ikut kapanpun sebelum dia lulus,” tutupnya. (Ly, dpb, Az)

Romeltea Media
LPM - SAINT Updated at:

 
back to top